Jumat, 01 Januari 2010

Ke Kotagede,Yogya Yuuk



yeee....Met Taon Baru 2010...mudah2an makin baik aja kedepannya..aminnn...
aku punya teman orang yogya..namanya SHOFA..kali ini kita jalan-jalan ke Yogya..walaupun belum pernah kesana, tapi kita cari tau aja..kali ini tentang KOTAGEDE. Kotagede Terletak sekitar 10 kilometer di sebelah tenggara jantung kota Yogyakarta, wilayah itu sekarang terkenal dengan nama Kotagede yang merupakan sentra kerajinan perak di Yogyakarta. Menyimpan sekitar 170 bangunan kuno buatan tahun 1700 hingga 1930, "Kotagede tidak cukup disebut sebagai Kota Perak, tetapi Kota Tua (The Old Capital City)" menurut seorang budayawan Kotagede, Achmad Charris Zubair.
Memasuki Kotagede dari arah utara melalui Gedong Kuning, sebuah jalan kecil diapit bangunan klasik yang berjejer di kedua ruas jalan seakan menjadi pembuka eksotis bagi wisatawan setelah melewati gapura.
Semenjak memasuki wilayah Kotagede, para wisatawan sudah bisa menikmati berbagai kerajinan perak yang dijual di bagian depan rumah penduduk sekaligus galeri (berbentuk Joglo yang biasanya untuk menerima tamu) dengan jenis dan harga yang beraneka ragam.


perak sendiri merupakan budaya turun temurun. Pada awalnya kerajinan di Kotagede berupa emas, perak dan tembaga. Namun seiring waktu, kerajinan peraklah yang paling diminati. Sehingga para pengrajin lebih banyak memilih untuk mengolah perak hingga sekarang. Saat ini, kerajinan ini sudah diekspor ke manca negara terutama Eropa. Dan biasanya permintaan akan melonjak setiap akhir tahun.

Mampirlah ke salah satu galeri untuk melihat berbagai kerajinan, mulai dari perhiasan, benda pajangan atau alat makan dari perak yang dibuat dengan sentuhan artistik para pengukir perak Kotagede, senyuman dan sapaan hangat akan menjadi sambutan yang menyenangkan untuk mengawali perjalanan menelusuri Kotagede.

MASAKAN DAN MAKANAN KHAS
Berbicara soal santapan lezat, kurang lengkap rasanya jika belum mencicipi sate karang khas Kotagede. Bukan karena satenya sekeras karang sehingga dinamakan demikian, melainkan karena nama desa tempat Pak Prapto (penemu resep sate karang) menjual satenya adalah Desa Karang. Jangan khawatir bila mencicipinya, sate ini merupakan sate sapi manis dengan dua keunikan. Keunikan pertama pada tiga pilihan sambalnya, sambal kacang, sambal kecap atau saus-kocor. Yang dimaksud saus kocor, sambal yang mirip sambal rujak yang manis, asam dan encer. Keunikan kedua dari sate ini, penjual akan menyediakan beras kencur sebagai minuman pendamping Sate Karang. Sebuah perpaduan yang menyegarkan.

Sebelum pulang, jangan lupa membeli oleh-oleh "kipo", makanan khas Kotagede. Terbuat dari tepung beras dan diisi dengan parutan kelapa yang dibumbui gula. Dibentuk seukuran jari dan dihidangkan dengan alas daun pisang. (YogYES.COM: R. Syah)

sumber : www.yogyes.com

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Facebook More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review